KabarBeritaku.com, ( SLAWI )- Ketua DPRD Kabupaten Tegal, M. Faiq, mengungkapkan, momentum perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan serta Hari Raya Nyepi yang datang setelah pelaksanaan pemilu serentak diharapkan mampu mengembalikan spirit kebersamaan dan kerukunan di Kabupaten Tegal.
” pemilihan Presiden, DPD , DPR RI, DPRD Propinsi, dan DPRD Kabupaten Tegal yang telah masyarakat pilih bisa sesuai dengan harapan dan yang terpenting selalu berjalan pada prinsip-prinsip kebenaran sehingga mampu menjaga keamanan dam kedamaian.Alhamdullilah Pemilu di Kabupaten Tegal lancar, aman, dan tertib. Setelah itu mari kita tetap jaga kerukunan antar sesama umat beragama agar Kabupaten Tegal tetap aman dan damai,” ucapnya.
Faiq mewakili para pimpinan dan anggota DPRD Tegal berserta jajaran mengucapkan Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan. Selain itu, pihaknya mengajak seluruh masyarakat untuk menjalankan kewajiban masing-masing baik itu untuk agama maupun negara.
Sebagaimana diketahui umat Hindu akan merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan yang jatuh pada Rabu 28 Februari dan 9 Maret 2024. Hari Raya Galungan ini diperingari setiap 6 bulan sekali tepatnya pada Budha Keliwon uku Dungkulan. Hari Galungan diperingati sebagai wujud kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan). Pada perayaan Galungan, Umat Hindu nengikuti persembahyangan untuk menghaturkan rasa syukur kepada Sanghyang Widhi Wasa atas terciptanya dunia serta segala isinya.
Sedangkan Hari Raya Kuningan jatuh 10 hari setelah perayaan Galungan. Pada Hari Raya Kuningan umat Hindu akan melakukan pemujaan kepada para dewa, pitara untuk memohon keselamatan kedirgayusaan, perlindungan dan tuntunan lahir batin.
Selanjutnya,pada 11 Maret 2024, umat Hindu melaksanakan upacara suci nyepi. Hari Raya Nyepi merupakan perayaan atas tahun baru Saka dalam kalender Saka yang digunakan umat Hindu sebagai acuan penanggalan. Melalui Nyepi, umat Hindu khususnya warga Bali menggelar serangkaian upacara adat. Hari raya nyepi pun menjadi syarat bagi umat Hindu dalam menyambut tahun baru Saka.
Saat hari raya Nyepi, umat Hindu berupaya menahan hasrat untuk tidak keluar rumah, bekerja, menghidupkan perapian, ataupun mengujarkan kalimat-kalimat tertentu. Pengendalian diri tersebut dilakukan dengan Catur Brata Penyepian. Dengan begitu umat Hindu dapat khusuk ketika mengevaluasi diri, meditasi, dan shamadi dalam keheningan.
Tahapan pelaksanaan Hari Raya Nyepi tentunya menyimpan arti masing-masing. Mulai dari upacara Melasti, Mecaru, Pengerupukan, Nyepi hingga Ngembak Geni, upacara ini dilakukan dengan ritual yang khas.(Makmur/KBk)