Pengurus PCNU Kota Tegal Bertemu dengan Wali Kota Dedy Yon Untuk Bahas Hal Ini

  • Whatsapp

KabarBeritaku.com, ( TEGAL )- Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama kota Tegal Jawa Tengah,menyelenggarakan silaturahmi dengan wali kota Tegal dan jajarannya untuk membahas polemik pemulasaran Jenazah covid-19, Rabu (3/12/2020).

Ketua Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama, Abdal Hakim Tohari, melalui Sekretariat PCNU Kota Tegal, dr. Muslih Dahlan mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan mengantisipasi polemik dan adanya pertanyaan dari anggota masyarakat terkait pemulasaran jenazah covid-19. Selain itu, menindaklanjuti hasil kajian Lembaga Bahtsul Masail PWNU Jateng, tentang pemulasaran Jenazah covid-19.

Read More

Menurut Muslih, ada beberapa rumusan rekomendasikan kepada para pemangku kepentingan agar dapat ditindaklanjuti sebagaimana mestinya. Diantaranya yakni, penegasan agar jenazah covid-19 dilakukan pemulasaran sesuai agama dan kepercayaan yang dianutnya. Bagi jenazah yang beragama Islam wajib dimandikan, dikafani, disalatkan, dikuburkan sesuai ketentuan syariat, dengan protokol kesehatan yang baik dan benar.Termasuk jenasah dalam peti miring menghadap kiblat untuk muslim. Kemudian, lanjut Muslih, adanya saksi yang melihat prosesi pemulasaran minimal satu orang dari pihak keluarga atau tokoh agama , tokoh masyarakat.

Muslih juga menyampaikan, pihak Pimpinan Cabang Kota Tegal bersama Badan Otonom siap menjadi relawan untuk melakukan proses menguburkan jenasah. Bilamana pemulasaran jenasah mendapat penolakan dari kelurga pasien tidak bisa diselesaikan, maka Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama kota Tegal dari tingkat ranting siap membantu upaya mediasi. Selain itu, Jajaran Badan otonom dan semi otonom Nahdlatul Ulama siap membantu menjadi relawan.

Sementara Rois Syuriah Pimpinan Cabang Kota Tegal, K.H Misbachul Mustofa menyampaikan, tujuan silaturahmi, salah satunya adalah untuk meminimalisir terjadinya polemik atau kekisruhan di tengah masyarakat. Kyai Misbah mengatakan, pasien yang meninggal dunia akibat pandemi virus corona bisa dinyatakan tergolong mati syahid. Sebab posisi mereka tengah berjuang melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya.” Dalam sebuah riwayat salah satu riwayat hadits, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda. Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena ath-tha’un ( wabah), orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah.Pertemuan ini mencari jalan terbaik, agar tidak menjadi polemik dan tercipta suasana kondusif dimasyarakat berkaiatan dengan pemulasaran jenasah pasien covid 19.” ujarnya mengutip salahsatu hadist.

Kyai Misbah menghimbau agar jenasah pasien covid dihormati. “Saya mengimbau kepada masyarakat, jangan menolak pemakaman jenazah yang meninggal akibat COVID-19, dengan syarat pihak rumah sakit yang menangani sudah betul-betul menjalankan keamanan sesuai aturan medis,dan sesuai syariat,” katanya.

Sementara Walikota Tegal, Dedy Yon Supriyono dalam kesempatan tersebut berharap kepada instansi terkait, masukan dari pimpinan cabang Nahdlatul Ulama menjadi perhatian. Dedy juga menjelaskan, jumlah kasus positif covid 19 mencapai 1300 orang. ” Pemerintah kota Tegal sudah mengantisipasi lonjakan pasien covid 19, dengan menyiapkan Rumah Susun Sederhana Sewa dan Gedung Olah Raga Tegal Selatan Kota Tegal. Untuk masukan dari para alim dan tokoh agama tentunya akan menjadi perhatian pemkot Tegal dan instansi terkait,”ujarnya.(Makmur/Kbk)

Related posts