Makna Hari Raya Idul Adha Dimata Ketua DPRD Kabupaten Tegal

  • Whatsapp

KabarBeritaku.com, ( SLAWI )- Setiap 10 Dzulhijjah umat muslim melaksanakan Sholat Idul Adha serta melaksanakan pemotongan hewan qurban. Namun makna Idul Adha dan hakikat qurban itu sendiri sangatlah luas karena mencerminkan hubungan kepada Allah SWT (Habluminallah) dan hubungan sesama manusia (Habluminannas). Hal ini disampaikan  Ketua DPRD Kabupaten Tegal, M. Faiq.

Politisi asal PKB ini mengatakan bahwa, berqurban dalam ibadah Idul Adha itu meniscayakan spirit berkorban dalam hidup dan melakukan kebaikan. Dalam beragama serta kehidupan berbangsa dan bernegara juga memerlukan pengorbanan lahir dan batin sebagai wujud dari ketulusan, pengabdian, dan ibadah semata karena Allah demi meraih ridha dan karunia-Nya. Dalam kehidupan di dunia tiada manusia bekerja dan meraih keberhasilan tanpa pengorbanan.“Sebagaimana ujian Allah SWT kepada Nabi Ibrahim, hikmah dari segala peristiwa qurban tidak lain tidak bukan adalah untuk memperoleh ridha Allah,” kataFaiq.

Read More

Secara lahiriah, lanjut Faiq, setiap yang berkorban menyembelih hewan qurban dan membagikannya kepada sesama, tetapi sejatinya yang bersangkutan berqurban kepada Allah dengan berani mengorbankan sesuatu yang dimilikinya untuk sesuatu yang lebih utama, yakni semakin mendekatkan diri kepada Allah sekaligus berbuat kebajikan yang luhur atau ihsan kepada sesama.

“Berkurban juga memiliki hakikat menyembelih sifat-sifat binatang/hewani yang ada didiri kita manusia, sifat-sifat yang tidak taat aturan, buas, rakus, tamak, zolim, intoleransi, kita kadang tak pernah merasa puas, jarang bersyukur atas begitu banyak nikmat padahal hidup ini hanya sesaat. Ujung kehidupan adalah akhirat, alam dimana semua perbuatan dan perkataan dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

Yang menciptakan perbedaan itu Allah SWT, agar kita semua memikirkan, memahami, mengambil pelajaran, bersyukur, mendapat petunjuk. Jadikan momentum Idul Adha dan qurban ini sebagai ikhtiar ibadah kita mendekatkan diri kepada sang Khalik, teruslah berbuat kebaikan dengan keikhlasan karena kombinasi keduanya Insya Allah bernilai ibadah.

“Ikhlas dengan menerima pembelajaran hidup dari pendemi Covid-19 sebagai sebuah pengorbanan sehingga kita terus mawas diri, kemampuan beradaptasi dengan segala situasi menuju kemandirian di berbagai sisi sebagaimana yang dicita-citakan para pendiri bangsa dan pemerintah saat ini,” pungkasnya.( Makmur / KBk).

Related posts